Guy'skali ini ada kesaksian dari saudara kita bernama "
EVA LUXOR HANDAYANTO" yang biasa dipanggil ci Eva oleh anak anak muda MDC Purwokerto dan MDC Yogyarkarta.
saudari kita yang satu ini saat di MDC Yogyakarta sebagai koordinator Youth anak muda dan kemudian saudari Eva pindah kembali ke kampung halamannya di Purwokerto.
dan di MDC Purwokerto saat ini Eva menjabat sebagai pemimpin KESAN (Kelompok saling membangun)
bagaimana sih ceritanya dia bisa kenal Tuhan Yesus?
yuk kita simak kesaksian dari saudari Eva
BC (before Christ)
Sebelum bertemu Yesus
I was super grumpy
& almost never smiled. Everyone thought that I would kill them just
by looking at them or talking to them. I didn't mean that because
honestly I was very lonely. I have a pretty awful childhood that made me
so: bad tempered father who hit me when I just needed his attention,
discrimination from the neighborhood, my mom passed away & my dad
remarried to an unfriendly sunday school teacher step-mom.. but nobody
understood.
Dulu aku jutek & hampir gak pernah senyum. Orang
sering takut gara-gara tatapan mata & suaraku sama sekali gak ramah.
Padahal sebenarnya aku gak bermaksud gitu, justru aku merasa sangat
kesepian. Aku punya masa kecil yang sangat gak enak, yang bikin aku jadi
jutek begitu, tapi gak ada seorangpun yang bisa mengerti.
I
moved to my grandparents' house when I was 10. My grandma made me go to
sunday school & enter a christian junior highschool. I saw & I
heard about Jesus made amazing things in people's life. I thought, maybe
Jesus could be a bestfriend for the lonely me.
Aku pindah ke
rumah kakek-nenek waktu umur 10th. Mereka "memaksa" aku masuk ke sekolah
Kristen & pergi sekolah minggu. Aku mendengar & sudah melihat
hal-hal ajaib yang Yesus kerjakan dalam kehidupan orang-orang. Aku
pikir, mungkin Yesus bisa jadi sahabat untuk seorang aku yang kesepian
ini.
MC (meeting Christ)
Pertemuan dengan Yesus
I
started to "talk" to Jesus everyday like I talked to a friend before my
bedtime. I talked about everything I wanted: school, friends, family,
hobby.. Sometimes I also asked few things I needed that I didn't dare to
ask to my grandparents. I didn't understand how Jesus made me
comfortable telling Him my feelings & He even granted my wishes, so I
thought I could trust Him as my bestfriend.
Aku mulai mencoba
"ngomong" ke Tuhan Yesus, layaknya ngomong ke seorang teman, waktu aku
doa sebelum tidur. Aku cerita tentang semuanya: sekolah, teman,
keluarga, hobi... Kadang aku minta sesuatu (keperluan pribadi) yang aku
gak brani bilang sama kakek-nenekku. Aku selalu ngerasa lega setiap kali
aku cerita sama Tuhan Yesus dan bahkan Dia memberikan apa yang aku
perlukan, jadi aku berpikir bahwa Dia bisa dipercaya sebagai sahabatku.
One
day, I stepped forward when a pastor challenged the youth to give our
lives to Jesus. He prayed for me & I cried so loud. He asked me
whether I still carried hatred or grudge from the past and I told him
about my childhood. I thought my heart was going to explode. I cried
even louder.
Jesus, my bestfriend, has died for me. I was forgiven. I just needed to release forgiveness that I would be completely free.
Then the pastor led me to pray, to receive Jesus as my Savior & God.
Suatu
hari, aku maju saat seorang hamba Tuhan menantang anak-anak muda untuk
menyerahkan hidup untuk Tuhan. Aku didoakan karena ternyata aku masih
menyimpan dendam karena masa kecilku yang buruk. Yesus, sahabatku sudah
memberikan nyawaNya dan mengampuni aku. Waktu itu aku cuma perlu
melepaskan pengampunan supaya aku bebas secara total. Lalu aku dibimbing
untuk berdoa menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatku.
AC (after Christ)
Setelah menerima Yesus
People
surprised with my sudden changes. They were like "Eva, what happened to
you? You have a cheerful voice & friendly intonation now" or "you
supposed to be angry with me for making you late, but why did you smile
& help me instead?"
I didn't notice my changes till they told me, but that was a great opportunity to tell them about Jesus.
I will still live my best to make more opportunities to tell people about my awesome God.
Perubahan
hidupku kelihatan jelas sekali sampai orang terheran-heran. Aku yang
jutek berubah jadi periang. Aku gak ngerti kalo aku berubah drastis
sampai ada orang lain yang bilang. Dan itu jadi sebuah kesempatan buatku
untuk cerita tentang Tuhanku yang sanggup menolong mereka juga.
It's
not always easy to be a christian, but I have no worries anymore. I
know Jesus guarantee my future & He's Emmanuel, so come what may,
I'll live for Him everyday.
Jadi orang kristen gak selalu mulus,
tapi aku gak kuatir lagi. Aku tau Yesus menjamin masa depanku dan Dia
selalu menyertaiku. Apapun yang terjadi, aku mau hidup untukNya setiap
hari.